Weekly Perspective 25 March 2019

Market Data 22-Mar-19 15-Mar-19 %
IHSG 6,525 6,461 1.00%
EIDO 25.7 25.9 -0.90%
10Yr Indo IDR(%) 7.61 7.77 -16 bps
10Yr Indo USD(%) 3.94 4.14 -20 bps
10Yr Indo Treasury(%) 2.44 2.59 -15 bps
IDR/USD 14,163 14,260 0.70%

 

       
Economic Data 19-Feb 19-Jan 18-Dec
CPI(% YoY) 2.57 2.82 3.13
7D-RRR(%) 6 6 6
Manufacuring 50.1 49.9 51.2
CCI 125.1 125.5 127
FX Reserves (USD bn) 123.3 120.1 120.7
Trade Balance (USD mn) 330 -1,064 -1,032

 

 

 

Dovish! Suku bunga AS tak jadi naik di 2019

Global Macro Economy

Pertemuan Fed minggu lalu memutuskan untuk menahan tingkat suku bunga acuan AS (Fed Rate) di range 2,25-2,50%. Highlight dari pertemuan kali ini adalah bahwa stance The Fed adalah “patient” untuk tidak menaikkan tingkat Fed Rate di tahun ini jauh berbeda jika dibandingkan dengan pernyataan dua kali kenaikan yang mereka sampaikan tahun lalu. Latar belakang keputusan ini adalah bahwa mereka ingin menjaga pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Latar belakang dari keputusan ini adalah concern terhadap pertumbuhan ekonomi AS.

  Sumber: Bloomberg, CPAM

Italia berminat ikut proyek ambisius Jalur Sutra Cina

PM Italia, Giuspeppe Conte, berkomitmen bahwa Italia akan menjadi negara G-7 pertama yang bergabung dalam Belt and Road Initiative yang digagas Cina. Jalur Sutra (Silk Road) merupakan rute perdagangan kuno yang menghubungkan negara-negara Timur dan Barat melalui Asia, sejak 200 tahun sebelum Masehi. Dalam forum yang digelar di Beijing 2018 lalu, Pemerintah Eropa sudah menolak untuk bergabung. Mereka menilai standar pendanaan dan transparansi proyek tersebut sangan lemah. AS menyebut ini sebagaiProyek Kesombongan”.

Meskipun AS dovish, BI tetap menahan suku bunga di level 6%

Domestic Macro Economy

Sehari setelah Fed menyatakan ‘pause’ terhadap kenaikan tingkat suku bunga FFR, Bank Indonesia mengumumkan hasil RDGBI dimana bank sentral menahan tingkat suku bunga acuan (7-DRR) di level 6% - level yang sama sejak RDGBI bulan November tahun lalu. Saat Fed dovish khawatir akan pertumbuhan ekonominya, mengapa BI tidak ikut menurunkan suku bunga? Pertimbangan BI masih sama, yaitu: stabilitas eksternal (CAD dan nilai tukar). Selain itu, perlu menjadi catatan bahwa meskipun BI menahan rate, mereka melonggarkan kebijakan makroprudensial untuk mendorong kegiatan konsumsi masyarakat Indonesia serta menambah likuiditas bank melalui operasi moneter-nya.

    Sumber: Bloomberg, CPAM

Realisasi APBN Feb 2019: Belanja pemerintah masih didorong oleh bansos

Realisasi belanja pemerintah di 2019 YTD mencapai Rp 145,7 triliun (+14,19 YoY). Secara nominal, belanja Pemerintah lebih tinggi dari tahun lalu diakibatkan oleh belanja bantuan sosial sebesar Rp 23,6triliun (+70,01% YoY) ) untuk dua hal: Program Keluarga Harapan dan Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan. Sementara itu, belanja modal justru hanya sebesar Rp 4,27triliun (-4,33% YoY). Dengan pendapatan negara Rp 217,21triliun dan belanja total sebesar Rp271,83triliun, postur APBN Feb’19 tercatat defisit Rp 54,61triliun – atau setara dengan -0,34% GDP. Target defisti untuk full year 2019 adalah di -1,84% GDP.

 

IHSG di level 6.525

Equity Market

Pada minggu lalu IHSG mengalami penguatan 0,99% WoW ke level 6.525 seiring dengan masuknya dana asing ke pasar saham sebesar IDR 1,33triliun. Seluruh sektor mengalami penguatan, kecuali Agrikultur (-1,56%) dan Barang Konsumsi (-0,73%). Penguatan terbesar utamanya terjadi pada sektor Keuangan (+2,27%); Property-Konstruksi-Real Estate (+2,16%); dan Industri Dasar (+1,79%). BMRI (+4,93%); BDMN (+14,38%); dan BBNI (+6,08%) menjadi leaders, sementara ggrm (-6,7%); UNVR (-1,3%); dan TCPI (-16,6%) menjadi laggards pada perdagangan bursa minggu lalu.

Yield SUN 10 tahun mengalami penurunan 16bps ke 7,61%

Bonds Market

SUN 10 tahun mengalami penurunan yield sebesar 16bps ke 7,61% pada minggu lalu. Yield Indo USD 9 tahun juga mengalami penurunan 17bps ke level 3,91%, sejalan dengan penurunan yield US Treasury 10 sebesar 15bps ke 2,44%. Asing mencatatkan inflow IDR 11,4triliun pada pasar obligasi pemerintah minggu lalu, kepemilikan asing naik ke 38,6%. Indeks BINDO mencatatkan kenaikan 1,05% WoW.

 

Sumber: Bloomberg, PT. CPAM