Weekly Perspective 17 September 2019

 

Market Data 13-Sep-19 06-Sep-19 %
IHSG 6,335 6,309 0.4%
EIDO 25.7 25.4 1.2%
10Yr Indo IDR (%) 7.19 7.32 -13 bps
9Yr Indo USD (%) 2.86 2.77 9 bps
10Yr USD Treasury (%) 1.90 1.56 34 bps
IDR/USD 13,965 14,095 0.9%

 

 

 

Economic Data Aug-19 Jul-19 Jun-19
CPI (%YoY) 3.49 3.32 3.28
7D-RRR (%) 5.50 5.75 6.00
PMI Manufacturing 49.0 49.6 50.6
CCI 123.1 124.8 126.4
FX Reserves (USD bn) 126.4 125.9 123.8
Trade Balance (USD mn)   -64 297

 

Picture credit: Bloomberg

Serangan Berongkos Murah Pada Fasilitas Minyak Arab…Sejumlah drone murah berhasil menembus pertahanan Arab Saudi yang justru tidak bisa dilakukan oleh serangan angkatan udara. Peralatan yang diklaim dikirim oleh kaum Houthi telah menghancurkan infrastruktur raksasa minyak Saudi, Aramco. Serangan ini disinyalir telah memangkas produksi minyak Aramco sebesar 5,7 juta barel per hari, atau 50% dari kapasitas produksi. Angka ini setara dengan 5% dari suplai minyak dunia. Merespon peristiwa ini, harga Brent melonjak drastis hingga $72 per barel. Pada akhirnya, kita melihat bahwa evolusi teknologi telah menghantarkan bidang pertahanan dan keamanan ke level yang baru.

 

Global

 

The Dove is Loud in Europe. European Central Bank minggu lalu memangkas deposit rate sebsar 10bps menjadi -0,5%, sementara refinancing dan lending facility masing-masing dijaga di 0% dan 0,25%. Dalam pertemuan itu, Mario Draghi juga mengaktifkan kembali program pembelian aset atau yang lebih dikenal dengan Quantitative Easing – yang sebelumnya telah dihentikan tahun 2018 lalu.
Central Bank’s Week. Minggu ini banyak bank sentral utama dunia akan melakukan pertemuan rutin mereka, termasuk The Fed dan Bank of Japan. Keputusan ECB minggu lalu telah menigkatkan ekspektasi pasar bahwa bank sentral AS dan Jepang akan mengambil keputusan serupa. Tak mau ketinggalan Dewan Gubernur Bank Indonesia juga akan mengadakan rapat minggu ini.

 

Domestic

Pajak Cukai Rokok Naik 23% YoY Tahun 2020. Minggu lalu, Kementrian Keuangan juga menyatakan akan menaikan harga jualan eceran (HJE) sebesar 35% YoY. Hal ini akan memberi dampak negatif terhadap industri rokok dengan adanya potensi penurunan volume dan kenaikan harga terhadap konsumen. Kenaikan cukai rokok tersebut juga salah satu yang tertinggi, dengan kenaikan terakhir sebesar 14,6% YoY di tahun 2016.
Surplus Perdangangan Agustus 2019 Di Posisi USD 80 Juta. Ekspor mengalami kontraksi sebesar -10% YoY vs. -5,1% di bulan Juli dan lebih besar dari ekspektasi pasar sebesar -6%. Sedangkan impor turun -15,6% YoY dibandingkan dengan -15,2% penurunan di bulan Juli dan -13,4% ekspektasi pasar. Total surplus perdagangan sebesar USD 80 juta lebih rendah dari estimasi USD162 juta.

The Next Big News Are…

Pertemuan FOMC tanggal 18-19 September 2019, dan sebagian besar pelaku pasar memprediksi adanya pemotongan suku bunga oleh The Fed. Bersamaan dengan itu, RDG (Rapat Dewan Gubernur) BI juga melakukan pertemuan tanggal 18 September. Akankah ada pemotongan suku bunga acuan lagi?
Harga minyak mentah dunia yang merangkak naik setelah serangan terhadap fasilitas minyak milik Arab Saudi tanggal 14/9 lalu tampaknya masih akan menjadi pusat perhatian. Dampak yang diakibatkan terganggunya supply minyak dunia masih terus dianalisa. Beberapa sektor yang langsung maupun tidak langsung terhubung dengan penggunaan minyak mentah dunia, sedianya mengalami penyesuaian.
CAD dan Rupiah, Quo Vadis? Pertanyaan besar selanjutnya setelah meningkatnya harga minyak mentah adalah bagaimana pengaruhnya pada CAD Indonesia? Bagaimana Rupiah bereaksi jika diasumsikan CAD melebar? Tren inflasi pun ke depan sudah bisa dipastikan merambat naik apabila kekurangan supply minyak dunia ini tidak segera teratasi.
When Smoking Got You BurnedSetelah pemerintah memutuskan menaikkan cukai rokok dan harga jual eceran, dua raksasa Gudang Garam dan Sampoerna pun rontok diperdagangkan di hari pertama minggu ini. Akankah dua korporasi besar ini segera melakukan penyesuain harganya? Volume penjualan yang disinyalir akan mengalami penurunan akan menjadi topik menarik untuk diamati. Apakah struktur bisnis rokok Indonesia akan mengalami perubahan?
 

Implication To Our Strategy

Dua saham rokok yang rontok hari senin lalu merupakan saham-saham unggulan banyak manajer investasi. Analis pun langsung bereaksi dengan merevisi ke bawah target saham kedua raksasa rokok ini. Banyak portfolio yang harus melakukan rotasi untuk menggantikan posisi saham konsumer ini. Beberapa saham sektor konsumsi dan komoditi mengalami peningkatan signifikan karena rotasi ini.
Portfolio kami juga melakukan penyesuaian bereaksi terhadap perkembangan regional dan domestik yang telah terjadi. Sektor konsumsi, komoditi, perbankan, telekomunikasi, masih menjadi andalan. Volatilitas ke depan dipastikan cukup tinggi mengingat masih ada potensi rotasi sektor akibat berita buruk di sektor rokok.

Trading Corner

 

Equity Market

IHSG Tutup di Level 6.335, Menguat Tipis +0,41% WoW minggu lalu, ditopang oleh investor domestic yang masih dalam euforia rate cut dan QE oleh ECB. Kepemilikan asing turun sebesar Rp 0,66 triliun (USD 47 juta). Sektor yang mengalami kenaikan signifikan termasuk Konstruksi (+2,40%); Agrikultur (+1,80%); dan Keuangan (+0,92%), sedangkan sektor yang mengalami penurunan adalah Pertambangan (-1,28%); Industri Dasar (-1,05%); dan Perdagangan & Jasa (-0,24%).

 

Bonds Market

Imbal Hasil Obligasi Pemerintah Ditutup di 7,19%. SUN 10 tahun mengalami penurunan yield sebesar 13bps ke 7,32% sepanjang minggu lalu. Sementara itu, Yield Indo USD 9 tahun naik 10bps ke level 2,93% sejalan dengan kenaikan yield US Treasury 34bps ke level 1,90%.
Foreign Investor: Keep Buying. Kita masih melihat investor asing melanjutkan aksi beli bersih sebesar Rp 8,4 triliun pada obligasi pemerintah Indonesia minggu lalu. Hal ini membawa kepemilikan asing di level 38,4%. BINDO Index menguat +0,76% week on week.