Weekly Perspective 04 March 2019

Market Data 1-Mar-19 22-Feb-19 %
IHSG 6,500 6,501 0.00%
EIDO 25.9 26.5 -2.20%
10Yr Indo IDR(%) 7.85 7.95 -9 bps
10Yr Indo USD(%) 4.2 4.23 -3 bps
10Yr Indo Treasury(%) 2.75 2.65 10 bps
IDR/USD 14,120 14,058 -0.40%

 

   
Economic Data 19-Feb 19-Jan 18-Dec
CPI(% YoY) 2.57 2.82 3.13
7D-RRR(%) 6 6 6
Manufacuring 50.1 49.9 51.2
CCI n/a 125.5 127
FX Reserves (USD bn) n/a 120.1 120.7
Trade Balance (USD mn) n/a -1,159 -1,032

 

 

 

Trump-Kim summit di Vietnam: pertemuan tanpa hasil

Global Macro Economy

Pertemuan Presiden AS dengan Supreme Leader Korea Utara berakhir tanpa ada hasil yang berarti. Dua pemimpin negara tersebut meninggalkan diplomat-diplomatnya untuk tetap di tempat dan melanjutkan perundingan. Trump berkata pada media bahwa tidak ada perjanjian yang patut untuk ditandatangai. Trump menghendaki Korea Utara untuk menghentikan kegiatan nuklir mereka. Sementara, Kim menginginkan nuclear umbrella AS dihentikan dan menarik tentaranya dari semenanjung Korea. Selain itu, Kim ingin agar sanksi ekonomi terhadap negaranya dihapuskan

  Sumber: Bloomberg, CPAM

 Saham Tiongkok rally: potensi upside masih ada

Dua bulan sejak 2019, saham Tiongkok (indeks acuan CSI 300) mencetak performa tertinggi di regional, atau mungkin global, dengan penguatan +29,34% YTD per 1 Maret 2019. Dua investment bank dunia, Goldman Sachs adan JP Morgan, yakin bahwa potensi saham Tiongkok masih ada, bahkan selepas rally dua bulan terakhir ini. Mereka melihat adanya ‘modest expansion’ – menurut  perhitungan mereka, 4% upside  masih sangat mungkin terjadi. Perlu diingat bahwa penguatan mungkin tidak secepat dua bulan terakhir dan sangat bergantung pada perkembangan trade talk dengan AS.

Deflasi di bulan Februari, akibat penurunan harga makanan

Domestic Macro Economy

 Inflasi bulanan Indonesia di Februari tercatat -0,08% M-M. Dengan kata lain, Indonesia mengalami deflasi secara bulanan. Inflasi tahunan masih tumbuh +2,57% Y-Y. Angka ini adalah inflasi tahunan terendah sejak harga tahun dasar 2012 diterapkan. Di dalam basket perhitungan inflasi, indeks harga bahan makanan mengalami penurunan – utamanya dari kelompok daging dan telur ayam. Sementara itu, kenaikan harga transportasi (pesawat terbang) di-offset oleh penurunan harga BBM. Ekspektasi hingga 1H19 adalah inflasi akan tetap terjaga mengingat Pemerintah menjaga sisi supply.

   Sumber: Bloomberg, CPAM

Fiskal Indonesia di Januari 2019: awal yang kuat di sisi belanja negara

Laporan fiskal bulan Januari 2019 menunjukkan belanja Pemerintah tumbuh +11,2% YoY (vs +3,9% YoY di Januari 2018), utamanya didorong oleh distribusi dana sosial dan dana daerah. Dari sisi penerimaan negara, total penerimaan tumbuh +6,6% YoY (vs 15,1% YoY di Januari 2018). Pertumbuhan penerimaan lebih lambat dari tahun lalu baik dari sisi penerimaan pajak maupun non-pajak. Penurunan harga komoditas sumber daya alam, seperti harga minyak yang turun ($60/bbl di Jan’19 dari $67/bbl di Jan’18), mengakibatkan penurunan penerimaan negara. Rasio Defisit APBNper PDB tercatat -0,28% (vs -0,25% di Jan’18). Meskpiun figur APBN 2019 tidak bisa ditarik kesimpulan dari satu bulan berjalan, risiko dari sisi penerimaan negara masih akan dipengaruhi oleh beberapa faktor utama seperti: pertumbuhan ekonomi; pergerakan harga minyak; dan volatilitas nilai tukar Rupiah terhada Dolar AS.

 

IHSG di level 6.500

Equity Market

Pada minggu lalu IHSG mengalami penurunan -0,02% WoW ke level 6.500 seiring dengan keluarnya dana asing ke pasar saham sebesar IDR 916 miliar. Sektor yang mengalami penguatan adalah Barang Konsumsi (+2,31%); Infrastruktur (+1,08%); dan Konstruksi (+0,43%) – sementara yang mengalami pelemahan adalah Agrikultur (-4,63%); Industri Lain-lain (-4,16%); Pertambangan (-2,73%). GGRM (+12,17%); HMSP (+4,26%); dan TLKM (+1,82%) menjadi leaders, sementara ASII (-5,3%); BDMN (-13,4%); dan INKP (-8,2%) menjadi laggards pada perdagangan bursa minggu lalu.

Yield SUN 10 tahun mengalami penurunan 9bps ke 7,85%

Bonds Market

SUN 10 tahun mengalami penurunan yield sebesar 9bps ke 7,85% pada minggu lalu. Yield Indo USD 9 tahun mengalami penurunan 2bps ke level 4,14%, sementara US Treasury 10 tahun mengalami kenaikan 10bps ke 2,75%. Asing mencatatkan inflow IDR 3,5tn pada pasar obligasi minggu lalu, kepemilikan asing naik tipis ke 37,9%. BINDO mencatatkan kenaikan 0,57% WoW.

 

Sumber: Bloomberg, PT. CPAM