Monthly Market Summary Mei 2025

Dari segi ekonomi global, kekhawatiran pasar terhadap dampak tarif perdagangan dari US mereda, terutama pasca Amerika Serikat dan China mengumumkan kesepakatan untuk mengurangi tarif resiprokal selama 90 hari, dimana tarif impor US untuk China turun dari 145% menjadi 30%, dan tarif impor China untuk produk US turun dari 125% menjadi 10% setelah pertemuan di Geneva, Swiss. 

Untuk perekonomian domestik, Indonesia meluncurkan stimulus ekonomi sebesar Rp 24,4 triliun untuk mendongkrak pertumbuhan GDP, yang terdiri dari bantuan tunai dan sembako, subsidi upah, diskon tarif angkutan, diskon jalan tol, dan diskon iuran jaminan kecelakaan kerja.

Pada bulan Mei 2025, harga Obligasi negara Indonesia dalam denominasi Rupiah bergerak naik dengan imbal hasil obligasi 10 tahun menurun 3 bps menjadi 6.84%. Di sisi lain, harga obligasi negara Indonesia dalam denominasi USD ditutup datar dengan imbal hasil obligasi 10 tahun stabil di level 5.28%. 

Untuk saham, de-eskalasi perang tarif US dan Cina yang lebih awal dari perkiraan telah mendorong recovery pada pasar saham Asia Utara. Pada Mei 2025, IHSG dan MSCI Indonesia masing-masing menguat sebesar 6.04% dan 7.09%, yang dipimpin oleh saham-saham berkapitalisasi besar seperti BBRI, BBCA, BMRI, BMRI dan saham-saham grup Barito yaitu TPIA, BREN dan CUAN. Di sisi lain, GOTO, DCII, AMMN, dan PANI menyeret kinerja pasar. Investor asing membukukan pembelian bersih sebesar IDR 6.4 triliun dari pasar saham Indonesia.