Weekly Perspective 08 April 2019

Market Data 5-Apr-19 29-Mar-19 %
IHSG 6,474 6,469 0.10%
EIDO 26.4 25.7 2.80%
10Yr Indo IDR(%) 7.57 7.63 -6 bps
10Yr Indo USD(%) 3.93 3.88 5 bps
10Yr Indo Treasury(%) 2.5 2.41 9 bps
IDR/USD 14,133 14,241 0.80%

 

   
Economic Data 19-Feb 19-Feb 19-Jan
CPI(% YoY) 2.48 2.57 2.82
7D-RRR(%) 6 6 6
Manufacuring 51.2 50.1 49.9
CCI 124.5 125.1 125.5
FX Reserves (USD bn)   123.3 120.1
Trade Balance (USD mn)   330 -1,064

 

 

 

Cadangan emas Tiongkok naik lagi

Global Macro Economy

Bank sentral Tiongkok (PBOC) melaporkan kenaikan cadangan emas bulan Maret kembali mengalami kenaikan selama empat bulan berturu-turut. Negara tersebut membukukan cadangan emas senilai 60,62 juta ons atau senilai $78,5 miliar. Sementara, cadangan devisa tercatat $3,10 triliuntertinggi sejak Agustus 2018 seiring dengan turunnya tingkat imbal hasil obligasi pemerintahnya. Menurut Goldman Sachs Group Inc., prospek jangka panjang untuk emas lebih bullish mengingat permintaan dari bank sentral global akan membantu menopang harganya.

    Sumber: Bloomberg, CPAM

Perjanjian New NAFTA masih berlarut-larut

Sudah lebih dari enam bulan AS, Meksiko, dan Kanada (atau yang dikenal dengan USMCA) menyetujui deal baru terkait dengan $1 triliun nilai dagang di Kawasan tersebut - mengakhiri satu tahun perundingan. Permasalahannya adalah bahwa mereka belum menandatangani secara resmi (ractify) perjanjian tersebut. Presiden Trump masih menginginkan beberapa poin untuk dirundingkan kembali atau dihapus sama sekali. Sementara itu, Meksiko dan Kanada masih bersikeras untuk AS menghapus tarif impor baja dan aluminium. Tantangan ke depan adalah AS dan Kanada akan memasuki masa Pemilu dan perjanjian yang pending ini akan menjadi sorotan, terutama dari pihak oposisi.

Holding BUMN Penerbangan bakal dibentuk

Domestic Macro Economy

Pemerintah kembali mencetuskan untuk kembali menyatukan badan usaha milik negara (BUMN) lewat holding. Kali ini, sektor yang ingin digabungkan adalah sektor penerbangan. Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, holding penerbangan ini rencananya akan terdiri dari PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II dan PT Garuda Indonesia. Meskipun demikian, Kementrian BUMN masih mengkaji siapa yang akan dijadikan sebagai induk dalam holding penerbangan ini. Masih dalam pembahasan awal, holding ini dinilai agar bisa mengehemat pengeluaran sekaligus meningkatkan profesionalitas para BUMN.

Sumber: Bloomberg, CPAM                                                     

Harga makanan turun, inflasi Maret disumbang oleh kenaikan harga bawang dan tiket pesawat

BPS mencatat kenaikan Indeks Harga Konsumen +0,11% dari bulan sebelumnya. Angka ini setara dengan +2,48% per tahun, dan merupakan inlfasi tahunan terendah sejak 2009. Pemicu utama dari rendahnya inflasi bulan ini adalah penurunan harga makanan, sebesar -0,01%. Sementara itu, pertumbuhan inflasi utamanya disumbang oleh kenaikan harga bawang dan tiket pesawat,  masing-masing berkontribusi sebesar +0,10% dan +0,03%. Pemerintah melalui Kementrian Perhubungan mengeluarkan dua beleid terkait perhitungan tarif dan ketentuan pricing tiket pesawat. Aturan batas bawah tarif dinaikkan dari 30% menjadi 35%. Dengan demikian, maskapai penerbangan dapat lebih fleksibel untuk dapat menurunkan harga batas atas untuk menutupi biaya operasional penerbangan tanpa price war.

 

IHSG di level 6.474

Equity Market

Pada minggu lalu IHSG mengalami kenaikan +0.08% WoW ke level 6.474 seiring dengan masuknya dana asing ke pasar saham sebesar IDR 1.3tn. Sektor yang mengalami penguatan terbesar adalah Agrikultur (+3,77%); Konstruksi, Properti, & Real Estate (+3,50%); dan Aneka Industri (+2,84%) – sementara yang mengalami pelemahan terbesar adalah Pertambangan (-2,26%); Industri Dasar (-1,44%); dan Barang Konsumsi (-1,11%). BBRI (+3,40%); ASII (+3,75%); dan TLKM (+2,53%) menjadi leaders, sementara FREN (-18,75%); GGRM (-4,2%); dan BBCA (-0,8%) menjadi laggards pada perdagangan bursa minggu lalu.

Yield SUN 10 tahun mengalami penurunan 6bps ke 7,57%.

Bonds Market

SUN 10 tahun mengalami penurunan yield sebesar 6bps ke 7,57% pada minggu lalu. Yield Indo USD 9 tahun mengalami kenaikan 4bps ke level 3,91%, mengikuti US Treasury 10 tahun yang juga mengalami kenaikan 9bps ke 2,50%. Asing mencatatkan outflow IDR 3,5tn pada pasar obligasi minggu lalu, sehingga kepemilikan asing turun ke 38,1%. BINDO mencatatkan kenaikan +35% WoW.

 

Sumber: Bloomberg, PT. CPAM